Skip to main content

Aku, Langit Enterprise & Fjallraven [Indonesia]

Langit Enterprise nama yang gw bikin sedari 2011, sebelumnya Langit Gelap kemudian Langit Enterprise lalu Langit Enterprise Indonesia. Perkembangannya masih wajar normal, masa itu masih jarang yang jual produk kegiatan ruang terbuka seperti mendaki, panjat tebing, susur sungai, susur goa juga alat keselamatan kerja ketinggian melalui media sosial Facebook khususnya penggunaan fasilitas Laman (fanpage).

Langit Enterprise boleh disebut jadi salah satu pioneer untuk memanfaatkan fasilitas laman dari facebook.
Seiring meninfkatnya aktifitas pegguna facebook dan mulai menurunnya peminat web forum kaskus, tren kegiatan ruang terbuka melesat sedari pertengahan 2012 melalui grup-grup komunitas facebook. Mulailah bermunculan Laman baru dan grup jual beli yang menjual produk sejenis dengan Langit Enterprise.
Logo versi ke-2
Produk yang dijual pada awal-awal, masih barang bocoran langit-langit pabrik yang memproduksi merk internasional di Indonesia.
Ini salah satu alasan kenapa nama langit digunakan sebagai nama lapak dan toko gw, keisengan dijaman kejang-kejang di sub forum Kaskus OANC gw sering lihat penjual menggunakan nama lapak atau toko dengan bahasa asing atau nama gunung binatang diluar negeri dan gw berpikir harus beda sendiri.

Dimunculkan nama Langit Gelap dengan logo modifan dari bungkus permen Relaxa.
Didunia maya, sudah jadi "keharusan" untuk bisa berbeda dengan yangbsudah ada, supaya cepat dikenal, mudah diingat kemudian VIRAL minimal dikomunitas. Kebetulan dengan nama Langit Gelap yang berbahasa Indonesia ini, menjadi stimulan beberapa rekan penjual untuk berkreasi menamakan lapaknya dengan bahasa Indonesia juga. Unik waktu itu, tapi menjadi biasa sekarang ini.
Logo Versi ke-3
Akhir tahun 2011, punya kesempatan pertama kali melakukan perjalanan keluar negeri sekalian mendaki salah satu gunungnya. Total perjalanan memakan waktu 12 hari, melintas 3 negara Asean. Keberuntungan saat itu, tertangkap peluang untuk mengembangkan usaha untuk menjual produk kegiatan ruang terbuka dengan merk internasional yang sangat diminati, namun masih terbatas barangnya juga penjualnya.

Kesempatan yang gak boleh dilepeh, ini kesempatan yang mesti ditelan habis.

Barang bocoran dari langit-langit pabrik Indonesia mulai susut pasokannya dilapak gw, bukan gak ada barangnya, lebih disebabkan mulai banyak pengguna bahkan konsumen beralih menjadi penjual (musiman). Mereka malah lebih berani membayar lebih mahal dari para pemasok, dengan asumsi masih bisa dapet lebihan.

Dampaknya jadi jarang kebagian barang bagus harga murah dari pemasok kecuali barang basian yang gak cepat laku terjual. Pemasok bisa menjual dengan harga lebih tinggi ke penjual tersebut, tapi mereka gak ambil borong kayak gw.

Padahal klo pemasok barang itu nawarin ke gw gak bakalan ada barang sisa atau basian karena size, warna maupun cacat produksi, tapi harga yang ditawarkan harus wajar dan barang tidak disebar ke penjual lain. Ini perbedaan gw sebagai penjual dengan mereka pengguna/penjual musiman yang berani bayar lebih mahal daripada gw.

Bocoran langit-langit pabrik dari luar Indonesia ini, membuka potensi penggiat di Indonesia bisa pake produk dari merk-merk terkenal didunia kegiatan ruang terbuka dengan harga lebih terjangkau, lebih banyak pilihan merk, model dan jenisnya. Bahkan banyak merk bagus tapi gak dikenal pengguna di Indonesia.
Pilihan gw fokus ke jenis sepatu dan berbagai jenis tas, juga asesoris dompet, celana, tenda.

Kenapa gak jual jaket, kemeja ataupun kaos?? Terlalu malas jual jenis barang ini, konsumen di Indonesia masih terlalu malas juga mencari informasi diagram ukuran (size chart) dan seakan jadi kewajiban penjual harus memberikan informasi detailnya, padahal kita penjualpun pintar karena mau baca di website pemilik merk tersebut.
Seperti ini contohnya..

Kemampuan memilih barang saat berbelanja produk-produk ini adalah mesti ngerti kualitas barang original dengan bukan original, salah satu bekal ilmu tempat belajarnya ada di Kaskus OANC.
Membandingkan dengan produk yang ada ditoko. Baik dengan cara membeli barang sejenis ditoko resmi, memesan melalui lapak online diluar negeri, atau membawa barang tersebut kemudian bandingkan dengan pajangan ditoko bahkan membawa dan tanyakan langsung mengenai kualitas barang tersebut original atau bukan ditoko resmi merk tersebut saat berkunjung ke beberapa negara lain.

Kendala menjual produk-produk ini selain kejelian dan kemampuan membedakan kualitas, adalah masalah mata uang Indonesia terhadap mata uang Dollar Amerika sebagai alat pembayaran mengalami naik banyak turun dikit. Mengenai bea masuk produk import juga harus diperhitungkan matang supaya harga jual masih bisa terjangkau.

Sekitar akhir tahun 2012 kebetulan sedang turun beberapa jenis produk dari Fjallraven khususnya kanken, gak tanggung jumlahnya sekitar 300pc dengan kondisi lengkap seperti stok barang toko, saat itu pemasok barang ini mendistribusikan barangnya ke penjual di Singapura, Thailand, Malaysia dan gw sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi pembelinya.
Sampai hari ini gw masih dapat pasokan barang lainnya juga dari pemasok ini, malah udah bisa bayar dengan jeda 1-2bulan (sudah berjalan 2 tahun terakhir) gak tanggung pasokan barang yang dikirim.

Pemasok ini juga jadi narasumber gw mengenal produk original dan bukan original, buat gw jadi salah satu jaminan klo pemasok ini mengerti kualitas produk yang dijualnya (namanya juga orang pabrik, pasti tau kualitas barang dijualnya).

Hal ini dijadikan kesempatan para penjual eceran cerdas dari beberapa negara yang punya toko dengan pembelian dari jalur distributor resmi, mereka bisa sedikit "mengkombinasi" barangnya dengan barang bocoran yang harga modalnya lebih murah daripada modal beli dari distributo resmi.

Asik kan ya..

Saking asiknya gw jual produk ini di Indonesia, cuma kalah tenar merk ini dibanding merk Deuter, The North Face, Jack Wolfskin. Belum banyak peminatnya jadi putaran modal lambat dan baru trend 2 tahun kemudian (2014).

Makin banyak orang Indonesia tahu merk Fjallraven, setelah ada orang yang menganggap dirinya sebagai distributor resmi waktu itu, dan peran dari komunitas OANC memberi andil untuk menaikan pamor merk ini.

Sebelumnya masih terbatas orang tahu merk ini. Beberapa pengguna merk ini biasa mendapatkan barangnya dari pasar pakaian import bekas, selain bocoran langit-langit pabrik (pernah ada pabrik garmen Indonesia yang memproduksi produk Fjallraven, sebelum Vietnam).

Kenapa menulis merk ini di blog gw?? Dapet endorse dari merk ini??
TIDAK, gw cuma mau nulis apa yang gw mau dan ini tulisan kecewa gw karena gara-gara jual merk ini lapak di laman facebook gw dengan 9000 Like tanpa pake ads berbayar mati dibunuh.
Gw bikin laman ini dari 23 oktober 2011. Setahun lalu (2017) akun Instagram sebagai ruang pamer lapak gw juga dibunuh pemilik merk ini atas dasar pelaporan dari jongos Fjallraven Singapura sebagai distributornya karena penjualan para jongos disini terganggu.

Kenapa gw sebut jongos?? Karena mereka gak punya suara ketika gw komplen mengenai ditutupnya akun lapaknlangitan, dijawabnya wewenang mereka hanya jualan bukan menyampaikan masalah yang ada disini.

Emang siapa lo, ampe pengen keluhan lo didengar mereka??
Gw sih bukan siapa-siapa. Gw cuma orang yang beberapa kali diajakin dagang seperti mereka. Gak mau gabung karena gak cocok sistem penerapan harga mereka. Harga postingan harga global, harga deal bisik-bisik aja.

Padahal disadarin apa nggak, penjual disini belom siap rugi, asal keliatan dapet untung meskipun sedikit atau asal balik modal transaksi bisa terjadi dilakukan, daripada malah mandek modal gak bisa belanja barang lain lagi.

Kenapa dibunuh??
Karena gw jual barang bukan dari jalur mereka yang katanya pake jalur distribusi resmi. Tapi peminat barangnya banyak, harga lebih terjangkau dilapak gw.

Kenapa kagak gabung aja dengan mereka jual barang dengan pembelian jalur resmi?? Kan barang lo ilegal.
Bukan gw kagak mau gabung, gw pernah dikontak mereka.
Gw diajak bisa ikut jualan dengan jalur resmi dan pegang jalur distribusi khususnya di Bandung, waktu itu diskon yang tawarkan antara 40%-45% sudah terima barang depan rumah, ongkos kirim dan bea masuk sudah mereka yang urus.

Waktu itu mereka kasih gw aturan main, ketentuan dan cara jualan.

Klo gw gabung gak boleh lagi jual produk bocoran dari pabrikan, waktu itu gw setuju.

Harga jual harus sama dengan harga jual global (gw setuju aja sih).

Gak boleh melakukan "trik" diskon barang dipostingan (tapi boleh nego lewat jalur bisik-bisik) nah ini yang bikin gw kagak mau gabung, bukan kagak siap rugi dan bersaing harga dipasar, daripada modal gw yang udah pasti bakalan mandek sedikit lama mendingan modal beli gw puterin ke jenis barang lain.

Masalah yang ini udah terbukti, cerita dari jaringan mereka yang gagal karena putaran barang lambat akhirnya obral barang (nawarin ke gw).

Warga Langitan (pelanggan) udah paham klo harga di Lapak Langitan semua harga TETAP, dilarang nego kecuali klo gw lagi pengen dinego (kebanyakan pasti pada gagal nego).

Tujuan gw jualan tanpa nego ini, ambil bagian kecil edukasi supaya gak jadi budaya nego ke lapak-lapak kecil.

"Masa lo beli Osprey di Outlive yang udah jelas pemiliknya banyak modal kagak lo nego, tapi lo beli Osprey di Langitan yang udah setengah harga toko lo nego juga, simpelnya gitu.."

Waktu itu gw coba menawarkan alternatif aturan mainnya, kasih gw harga eceran terendah mereka berapa jadi gw bisa jual dan posting dengan harga jual terendah, tapi mereka tolak.

Katanya gak boleh harga beda sendiri harus sama dengan harga global atau biasa pada nyebutnya harga MSRP.

Alternatif lainnya, kasih gw barang secara eksklusif yang dalam artian barang tersebut cuma gw yang jual di Indonesia supaya gw bisa jual seharga MSRP, mereka tolak juga.

Buat gw kendala besar sewaktu harus negosiasi saat mau transaksi, gw PEMALAS buat negosiasi apalagi keluar biaya (biaya pulsa SMS).

Bagi gw cuma abisin waktu doang, trik posting harga tinggi kemudian nego. Ada candaan "Jual beli itu harus ada nego, biarpun jadinya lebih mahal dari lapak sebelah tapi pembeli akan merasa senang dapat murah" dalam pandangan gw ini kebodohan, tapi semenjak ada Bukalapak mulai luruh dan membaik. Cuma sayang diracun Tokopedia, akhirnya Bukalapak ada fitur nego, diakon, chat dan diskusi barang.

Gw pengen efektif waktu, supaya gw ada waktu buat main ama bocah gw Langitania Diva Nusantara tanpa terganggu negosiasi.
Cukup terima pesan "Gan' udah transfer, ini bukti resi transfernya. Kirim ke alamat ini ya" terus gw cukup tulis OK, kirim barang, kirim resi kirim, selesai.

Barang yang gw jual bukan sejenis doang. Klo lagi banyak barang bakal rame calon pembeli, waktu gw bakalan habis buat nego-negoan yang belum tentu lanjut transaksi klo gak bikin aturan maen lapak. Belum lagi ditanya-tanya ukuran, foto detail, penjelasan lainnya.

Lo ngarang aja, itu lapak-lapak mereka ada tulisan diskon sekian %.
Klo sekarang lo liat gitu, gw cuma mau bilang Pada Akhirnya Akan Diskon Juga.. Gw masih inget semua obrolan dari awal sampai akhir malah sampai obrolan di Gathnas 8 OANC sewaktu bahas mengenai akun Laman Langit Enterprise. Kawan yang jadi Lawan saat bawa nama Fjallraven.

Awal membangun lapak gw, belum punya tujuan lain selain mencari keuntungan. Tapi setelah gw bisa dapetin semua yang gw mimpikan, mulai terbentuk karakter tujuan lapak gw.

Tujuannya, gw pengen orang Indonesia bisa memakai produk import terkenal tapi harga yang ada terlalu tinggi. Lapak Langitan, menyediakan alternatif supaya bisa terjangkau dan menjangkau lebih luas. Coba bantu mengangkat bangga, saat turis luar melihat orang Indonesia mampu membeli dan menggunakan produk dari merk terkenal yang mereka anggap mahal.

Gw suka sistem toko Tandike, dengan produk Deuter bikin gw pernah merasa jumawa ketika ditanya turis asing. "Lo keren mampu beli barang ini, gw aja mikir 2 kali buat beli ini" padahal gw mikir, "Dia lebih keren beli tiket pesawat buat datang ke Indonesia, gw aja mikir 2 kali buat beli tiket pesawat ke negaranya"

Gw pengen orang Indonesia juga bisa jadi tuan rumah dari merk-merk itu, dengan memiliki beberapa toko resmi. Bukan hanya dijadikan sebagai konsumen dengan jalur distribusi dari Singapura, penjualan Indonesia pasti bakal tertinggi se-ASEAN bahkan mungkin Asia, tapi kenapa merk-merk yang kita puja seperti enggan dan tidak kenal Indonesia.

Kenal Indonesia, setelah tahu bahwa produk mereka banyak dipesan orang Indonesia itupun setelah mereka buka peta atau lihat bola dunia untuk tahu posisi negara Indonesia.

Ah.. sedih klo ternyata seperti begini, cuma diambilin duitnya dan melihat mereka membanggakan produk yang dibeli.. #KanAnyinc ya..

Warga Langitan yang membesarkan Lapak Langitan, mudah-mudahan masih bisa bertahan sampai hanya diingat namanya saja nanti, Menjadi Legenda.

Comments

Popular posts from this blog

Jack Wolfskin Denali Original VS Jack Wolfskin Denali Ori made In Vietnam..

Catatan :: Aku menulis bukan karena iri dan menjatuhkan penjual produk ini, tulisan ini hanya mencoba mengedukasi pembeli untuk tahu membedakan original otentik dengan original "seadanya".. Tidak ada alasan untuk iri karena tidak punya barang dengan menulis ini, Aku sanggup memasukkan barang original "seadanya" lebih banyak dibanding penjual yang ada dan tidak bermaksud sombong, tetapi karena AKU ANGKUH.. Makin banyaknya peredaran barang import yang masuk ke Indonesia menjadikan nuansa baru bagi penggiat kegiatan ruang terbuka.. Dengan alasan kenyamanan dan gengsi menjadi alasan utama bagi penggunanya, dan ini dijadikan pasar yang baik bagi para penjual produk kegiatan ruang terbuka.. Hal ini tidak terlepas dari peran serta dunia maya untuk menghubungkan pemilik barang dan pengguna barang tersebut.. Adapun komponen lain dalam pengadaan barang-barang tersebut adalah 'supplier' baik penyuplai dengan berburu barang diskon diweb-web penjual barang ruan

Murahnya Harga Osprey Talon 33 edisi 2012-2013..

Semoga tulisan tentang Jack Wolfskin Denali kemarin ada sebuah manfaat buat kawan-kawan yang merindukan sebuah barang yang kenyamanannya sesuai dengan dana yang dikeluarkan setelah lelah menabung dan menyimpannya dengan apik dicelengan ayam.. Sekarang si Angkuh ini ingin berbagi lagi.. Sebuah merk favorit bagi penggiat ruang terbuka dengan nama Osprey, menamai produknya dengan type Talon 33 harus sedikit diberi perhatian lebih peredarannya.. Kenapa?? karena suplai barang tersebut beredar dipasaran Indonesia melalui jalur dunia maya yang menghubungkan pemilik barang dengan peminat barang tersebut dan ditawarkan dengan harga dibawah harga pasaran " Black Market" saat ini (harga pasar malam/Black Market sudah murah dibanding harga resmi, terus ada yang pasang harga dibawah harga pasar malam?? *heran*).. Pasti kawan-kawan sudah mengantisipasi hal itu dengan menanyakan status barang tersebut original otentik, atau original made in vietnam (lagi), dan lagi-lagi jawaban pemili

Setelah Visa Schengen Ditolak, Ngapain??

Visa Schengen ditolak?? Jangan dibiarin dan dianggap hal biasa daripada nanti mau urus visa Schengen lewat negara lain malah lebih berabe dan ribet. Seperti pengalaman yang gw alamin sewaktu ngajuin visa Schengen melalui negara Swiss tahun 2016 lalu, waktu itu ditolak dengan alasan seperti pada foto gw posting ini.. Sekarang 2018 gw ajuin visa Schengen lagi lewat kedutaan Perancis, ternyata penolakan dari kedutaan Swiss seperti dosa turunan buat tolak lagi visa Schengen gw ini. Sebulan urus visa lewat kedutaan Perancis, padahal kedutaan ini digadang-gadang termasuk salah satu kedutaan paling mudah dan cepat untuk mengeluarkan visa Schengen maka jadi andalan para pengguna passport hijau Indonesia buat wisata ke Eropa. Nyaris visa gw ditolak kedua kalinya masuk negara Eropa melalui kedutaan Perancis, beruntungnya kedekatan personal dengan pemilik agen tour jadi masih mau terus diupayakan visa Schengen melalui kedutaaan Perancis gw supaya bisa nembus. Bikin visa Schengen sebena