Skip to main content

Peralatan Kegiatan Ruang Terbuka Pakai Produk Merk Luar?? Kenapa Nggak..

Peralatan untuk kegiatan ruang terbuka jadi salah satu hal wajib dimiliki oleh setiap penggiat.. Alasannya, supaya setiap mau nge-trip nggak sibuk cari pinjeman ke teman atau sewa peralatan.. Saran gw beberapa alat sebaiknya tidak meminjam atau dipinjamkan ke orang lain, khususnya sepatu dan ransel/carrier..

Kenapa sepatu dan ransel tidak boleh dipinjamkan??
Ketika membeli sepatu dan ransel hal pertama dilakukan yaitu menyeting sampai menemukan titik setingan nyaman.. Kemudian digunakan secara berkala yang berarti mempercepat adaptasi material produk dengan anatomi tubuh pemiliknya.. Ketika dipinjamkan maka struktur pada material yang sudah teradaptasi dengan pemiliknya akan mengalami perubahan sehingga kenyamanan saat digunakan bakal berkurang..

Jadi buat penggiat ruang terbuka biasakan untuk tidak meminjam atau meminjamkan minimal kedua alat tersebut.. Nggak usah sungkan menolak untuk dipinjamkan, dan yang mau pinjam tahu diri sedikit.. hahahaa..

Semakin banyak kelompok komunitas penggiat ruang terbuka, semakin banyak dan berkembang pengetahuan penggiatnya.. Salah satunya mengenai perkembangan peralatan yang digunakan dengan ragam jenis dan merk.. Baik produk merk lokal atau produk merk sebut saja interlokal..

Merk lokal saat ini sangat banyak pilihan dengan berbagai segmentasi penggiatnya, ada yang bermain diskala daerah bahkan ada yang sudah dikenal skala nasional dan merambah negri jiran.. Rentang hargapun bervariatif bisa disesuaikan dengan rencana belanja penggunanya, bahkan ada merk lokal berani menyandingkan harga produknya dengan merk interlokal.. (semoga sesuai kualitas, bukan karena ke-PD-an dikenal secara nasional *gaperlu gw sebut merk kan ya, lo mestinya paham*)

Bicara merk interlokal lebih banyak lagi pilihannya, klo gw tulis rinci belum tentu juga mau pada baca jadi daripada gw mesti mubazir jempol lewatin aja.. Gw mau sedikit berbagi tentang perbandingan merk lokal dan interlokal yang kemaren sempet terlihat seperti terkena Panic Attack dengan berdirinya toko segudang dengan merk interlokalnya..

Yang jadi sorotan gw mengenai produk-produk ruang terbuka ini, mengenai jaminan purna jualnya.. Klo kualitas produk lokal gw akuin sangat berkembang pesat, tidak melulu bicara material cordura sebagai material terbaik, lebih variatiflah klo sekarang..
Gw memilih menggunakan dan merekomendasikan produk merk luar karena layanan purna jual mereka itu lebih baik.. Misal ada sebuah produk tas dari satu merk luar seharga idr.40.000,- mereka berani memberikan garansi hingga 10tahun sebagai layanan purna jual mereka, sedangkan merk lokal seharga idr. 150.000,- tidak memberikan garansi atau layanan purna jual, saat dilayanipun kurang maksimal rasanya..

Pengalaman beli merk lokal sekitar tahun 2000, dengan pemakaian kurang dari 30hari mengalami kerusakan material dibagian tepi.. Diajukan untuk meminta layanan purna jual, diterima kemudian diperbaiki hingga memakan waktu sekitar 1 minggu.. Digunakan kembali kurang dari 5 hari mengalami kerusakan material ditempat yang sama, akhirnya gw lebih memilih untuk dijadikan penghuni tong sampah daripada kembali ke tempat yang sama dan mengeluhkan hal yang sama.. Bagi gw itu jadi sebuah kekonyolan..
Berbeda cerita saat mengajukan layanan purna jual merk luar, produk tersebut bukan cuma diperbaiki tetapi diganti dengan produk baru.. Keliatan kan bedanya, jadi mestinya paham kenapa produk merk luar lebih mahal tapi banyak direkomendasikan.. Bukan berarti gw minta merk lokal melakukan hal yang sama, bakal ngurangin keuntungan itu..

Harga mahal produk merk luar karena mereka membuat produk dipastikan melakukan riset, kemudian memproduksi masal.. Riset mereka salah satunya meliputi aspek design untuk jaminan kenyamanan, ketangguhan, fungsi dan efektifitas..
Sedangkan produk merk lokal, jangankan untuk meriset produknya.. Untuk membuat produknya sesuai kapasitas/volume dengan spesifikasi mereka bikinpun tidak dilakukannya.. Misalnya ransel tertulis dengan kapasitas 60L ternyata saat dibandingkan dengan beberapa merk luar yang berbeda hanya 40 atau 45L.. Sangat tidak sesuai dengan spesifikasi mereka bikin.. Makanya suka ada yang tanya " itu ransel kapasitas 60 liter lokal apa import?? " Atau " size sepatunya size lokal atau import "

Yasalaaammm... Terlalu banyak pembodohan dinegeri ini yang dipelihara dari sejak zaman dijajah penjajah import sampai zaman dijajah penjajah lokal..
Kebetulannya saat ini merk-merk lokal sudah menyadari dan mau memperbaiki pembodohannya itu.. Sempat beberapa kali berbagi kesah dengan pemilik merk lokal yang sedang merambah nasional.. Mereka sebenarnya sudah menyadari pembodohan itu dari lama.. Waktu itu tidak dihiraukan, karena tidak ada pembanding selain produk yang sama dari rekan sejawat dengan bendera kegagahan masing-masing..

Saat ini arus informasi sederas luncuran ingus saat bersin dan ruang untuk berbagi sesama penggiat semakin banyak.. Informasi yang diserap dan dibagikan sangatlah banyak, juga semakin banyak produk luar yang bisa dijadikan patokan sebagai pembanding dengan merk lokal..
Kita ketahui bersama sesuatu yang nyeleneh akan mudah untuk menjadikan viral maupun trending topic..

Pandangan lain dari merk lokal.. Cara jualan merk lokal masih belum asik bagi para penjual produknya yang sampai harus kencing bernanah-nanah supaya bisa terjual barangnya.. Lalu sepenting apakah pemilik merk itu membuka toko diwilayah reseller kemudian mengadakan pesta diskon saat pembukaan atau hari raya.. Dari keluhan mereka para gujarat " jual produk lokal modal gede untung dikit, klo gapunya modal gede gabakalan dapet untung gede"
Tapi itu ga terlalu penting dibahas, karena udah punya pawon masing-masing..

Punya pandangan lain?? Lanjut diskusi dikolom komentar..
Buat gw saat diskusi ga ada salah benar, hanya ada semua benar dan sama-sama terhormat..

#Boughil

Comments

Popular posts from this blog

Jack Wolfskin Denali Original VS Jack Wolfskin Denali Ori made In Vietnam..

Catatan :: Aku menulis bukan karena iri dan menjatuhkan penjual produk ini, tulisan ini hanya mencoba mengedukasi pembeli untuk tahu membedakan original otentik dengan original "seadanya".. Tidak ada alasan untuk iri karena tidak punya barang dengan menulis ini, Aku sanggup memasukkan barang original "seadanya" lebih banyak dibanding penjual yang ada dan tidak bermaksud sombong, tetapi karena AKU ANGKUH.. Makin banyaknya peredaran barang import yang masuk ke Indonesia menjadikan nuansa baru bagi penggiat kegiatan ruang terbuka.. Dengan alasan kenyamanan dan gengsi menjadi alasan utama bagi penggunanya, dan ini dijadikan pasar yang baik bagi para penjual produk kegiatan ruang terbuka.. Hal ini tidak terlepas dari peran serta dunia maya untuk menghubungkan pemilik barang dan pengguna barang tersebut.. Adapun komponen lain dalam pengadaan barang-barang tersebut adalah 'supplier' baik penyuplai dengan berburu barang diskon diweb-web penjual barang ruan

Murahnya Harga Osprey Talon 33 edisi 2012-2013..

Semoga tulisan tentang Jack Wolfskin Denali kemarin ada sebuah manfaat buat kawan-kawan yang merindukan sebuah barang yang kenyamanannya sesuai dengan dana yang dikeluarkan setelah lelah menabung dan menyimpannya dengan apik dicelengan ayam.. Sekarang si Angkuh ini ingin berbagi lagi.. Sebuah merk favorit bagi penggiat ruang terbuka dengan nama Osprey, menamai produknya dengan type Talon 33 harus sedikit diberi perhatian lebih peredarannya.. Kenapa?? karena suplai barang tersebut beredar dipasaran Indonesia melalui jalur dunia maya yang menghubungkan pemilik barang dengan peminat barang tersebut dan ditawarkan dengan harga dibawah harga pasaran " Black Market" saat ini (harga pasar malam/Black Market sudah murah dibanding harga resmi, terus ada yang pasang harga dibawah harga pasar malam?? *heran*).. Pasti kawan-kawan sudah mengantisipasi hal itu dengan menanyakan status barang tersebut original otentik, atau original made in vietnam (lagi), dan lagi-lagi jawaban pemili

Setelah Visa Schengen Ditolak, Ngapain??

Visa Schengen ditolak?? Jangan dibiarin dan dianggap hal biasa daripada nanti mau urus visa Schengen lewat negara lain malah lebih berabe dan ribet. Seperti pengalaman yang gw alamin sewaktu ngajuin visa Schengen melalui negara Swiss tahun 2016 lalu, waktu itu ditolak dengan alasan seperti pada foto gw posting ini.. Sekarang 2018 gw ajuin visa Schengen lagi lewat kedutaan Perancis, ternyata penolakan dari kedutaan Swiss seperti dosa turunan buat tolak lagi visa Schengen gw ini. Sebulan urus visa lewat kedutaan Perancis, padahal kedutaan ini digadang-gadang termasuk salah satu kedutaan paling mudah dan cepat untuk mengeluarkan visa Schengen maka jadi andalan para pengguna passport hijau Indonesia buat wisata ke Eropa. Nyaris visa gw ditolak kedua kalinya masuk negara Eropa melalui kedutaan Perancis, beruntungnya kedekatan personal dengan pemilik agen tour jadi masih mau terus diupayakan visa Schengen melalui kedutaaan Perancis gw supaya bisa nembus. Bikin visa Schengen sebena