Skip to main content

Jadilah Safety Player dan Anak Negeri Ini Takkan Pernah Kemana-mana..

Sebuah catatan dari seorang pecinta alam Indonesia yg turut membidani FK-KBPA-BR..

JADILAH SAFETY PLAYER
DAN ANAK NEGERI INI TAK AKAN PERNAH KEMANA-MANA.

Beritanya terpetik tadi pagi, ketika sebuah korban kembali jatuh. Sebuah organisasi Pecinta Alam Bramatala yang UKM nya STIEB di Bandung tikarnya harus digulung. Alasannya pada saat pendidikan dasar, ada siswa yang meninggal dunia.
Tentunya berita duka, seorang siswa meninggal dunia harus menjadi bahan pelajaran berguna bagi kita semua. Seharusnya menjadi bahan renungan, dan sekaligus menyampaikan salam duka bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Namun terlepas dari kedukaan tadi, sesungguhnya ada kalimat tanya dihubungkan dengan pembredelan organisasinya. Quo vadis sistem pendidikan nasional kita ?.....
Silahkan cek, semua organisasi PA yang tikarnya digulung oleh para pemegang otoritas pendidikan di negeri ini ( apalagi di tingkat SLTA ), adalah konon karena kegiatannya mengandung resiko, terlalu beresiko, begitulah alasannya. Saat resiko itu terjadi, seperti kecelakaan bahkan kematian, maka lembaga pendidikanlah yg kena getahnya. Salah satunya adalah “citra” lembaga menurun, akibatnya kekurangan mahasiswa, akibatnya lagi pemasukan keuangan akan seret. Lalu “bisnis” pendidikan akan layu dan mati.
Jadi wajar dalam pemikiran mereka, apapun yang berbau resiko harus dibuang jauh-jauh, karena hal itu akan menggoyang kemapanan citra. Sang “resiko” menjadi kartu mati yg harus dihindarkan, dan pelajaran untuk menjadi “safety player”, inilah yang tengah di “ajarkan” oleh para pemangku lembaga pendidikan tinggi. Sengaja kata “pengajaran” yg dipilih, karena pengajaran layaknya kursus, hanya berbicara dari pandangan teknis hardskills saja. Sebaliknya dengan sistem pendidikan, selain hardskills juga berisi wawasan softskills, yang kelak akan menjadi fondamen bari kerangka sistem nilai, sebuah “value system”.
Jadilah safety player, itu yang kami tolak. Bahwa basis pendidikan Pecinta Alam Indonesia bersumber dari kepanduan dunia. Saat pandu di pramuka kan, maka sejak itu pula organisasi PA tumbuh subur di negeri ini. Buku “Adventuring to Manhood” dari Lord Baden Powel of Gilwell menjadi rujukan sejak awal. Manhood bukan kejantanan dalam pemahaman macho yang kering dan ekspoitatif, namun lebih ke feminis yang bersahabat, ekologis serta nilai-nilai integratif.
Organisasi Pecinta Alam mendidik anggotanya untuk menjadi seorang risk-taker. Resiko hanya ada untuk dihadapi dan dikelola dengan baik. Resiko adalah alat untuk maju, resiko adalah stress yang positip, resiko untuk menaikan kesiagaan diri, resiko yang membuat seseorang tetap sadar pada kekinian dan kedisinian ( aktual dan faktual ). Resiko adalah kesempatan, resiko adalah harga yang pantas untuk dibayar demi kemajuan diri, dan bla bla bla lainnya. Saat lembaga pendidikan meng amputasi pelajaran tentang risk-taking, maka yg muncul adalah para safety-player, yang jumlahnya semakin bejibun di negeri ini.
Para safety player bicara tentang pengamanan diri, seluruh resiko ditiadakan jika perlu. Bahkan bukan hanya dirinya, namun sampai 7 turunan dia amankan. Berdiam di gedung dengan pagar tinggi, dengan sekuriti di gerbangnya, dan tentu saja dengan uang miliaran di depositonya. Lalu siapakah mereka ini ?. Tentu saja para birokrat teknokrat, yang notabene produk lulusan perguruan tinggi, yang saat ini banyak berurusan dengan KPK. Nampaknya mata kuliah “ how to become the safety player” sudah lebih mendarah daging.
Namun segelintir kecil para siswa dan mahasiswa tetap tak setuju dengan pendapat sang profesor. Mereka masih tetap konsisten untuk menjadi “risk taker” sekalipun nyawa yg menjadi taruhannya. Mereka ini yang menuruni jurang 500 meter saat pesawat Sukhoi jatuh di gn Salak. Mereka ini yang memunguti ribuan serpihan mayat saat tsunami di Aceh, tanpa mengindahkan belatung maupun kutu mayat. Mereka pula yang memobilisasi penduduk gn pepandayan, ditengah ancaman letusan sang dewa gunung. Dan jangan lupa mereka pula yang membawa kebanggan saat sang Saka Merah Putih ditancapkan di 7 puncak tertinggi di dunia ( the Seven Summit ), yang setidaknya telah dilakukan oleh 2 organisasi Pecinta Alam dan Pendaki Gunung dari Bandung, yaitu Wanadri dan Mahitala Unpar.

Pak profesor yg terhormat, kami lebih mempercayai ungkapan seorang pendahulu kami, yang berujar : “ A person who walk on the ridge burried deep in snow, a person who enter the forest and sleep on the meadow under the sky. Those persons will give their country, the indomitable spirit of the mountain. “ ….. Merekalah para pengembara, yang kelak akan menyumbangkan bagi negaranya “ketangguhan” layaknya sebuah gunung.
Sayang pelajaran tentang resiko dan ketangguhan itu, sekarang kembali harus di amputasi dalam sistem pendidikan kita. Sayang hanya safety player yang diajarkan, yang membuat para birokrat masuk penjara, dan membuat para generasi muda lebih suka bergerombol di mall-mall, hanya untuk memanjakan syahwat dugem serta hedonisme belaka… dan anak-anak negeri ini tak akan pernah kamana mana…!!!

Sekali lagi pak profesor, disinilah mungkin pencabangan jalan harus terjadi. Anda dengan jalan anda, dan kami tetap di jalan yg kami tempuh saat ini.
Jayalah Pecinta Alam Indonesia, negeri tetap menunggu baktimu….

Yat lessie


disadur dari :: Fk-KBPA-BR Fanpage

Comments

Popular posts from this blog

Jack Wolfskin Denali Original VS Jack Wolfskin Denali Ori made In Vietnam..

Catatan :: Aku menulis bukan karena iri dan menjatuhkan penjual produk ini, tulisan ini hanya mencoba mengedukasi pembeli untuk tahu membedakan original otentik dengan original "seadanya".. Tidak ada alasan untuk iri karena tidak punya barang dengan menulis ini, Aku sanggup memasukkan barang original "seadanya" lebih banyak dibanding penjual yang ada dan tidak bermaksud sombong, tetapi karena AKU ANGKUH.. Makin banyaknya peredaran barang import yang masuk ke Indonesia menjadikan nuansa baru bagi penggiat kegiatan ruang terbuka.. Dengan alasan kenyamanan dan gengsi menjadi alasan utama bagi penggunanya, dan ini dijadikan pasar yang baik bagi para penjual produk kegiatan ruang terbuka.. Hal ini tidak terlepas dari peran serta dunia maya untuk menghubungkan pemilik barang dan pengguna barang tersebut.. Adapun komponen lain dalam pengadaan barang-barang tersebut adalah 'supplier' baik penyuplai dengan berburu barang diskon diweb-web penjual barang ruan

Murahnya Harga Osprey Talon 33 edisi 2012-2013..

Semoga tulisan tentang Jack Wolfskin Denali kemarin ada sebuah manfaat buat kawan-kawan yang merindukan sebuah barang yang kenyamanannya sesuai dengan dana yang dikeluarkan setelah lelah menabung dan menyimpannya dengan apik dicelengan ayam.. Sekarang si Angkuh ini ingin berbagi lagi.. Sebuah merk favorit bagi penggiat ruang terbuka dengan nama Osprey, menamai produknya dengan type Talon 33 harus sedikit diberi perhatian lebih peredarannya.. Kenapa?? karena suplai barang tersebut beredar dipasaran Indonesia melalui jalur dunia maya yang menghubungkan pemilik barang dengan peminat barang tersebut dan ditawarkan dengan harga dibawah harga pasaran " Black Market" saat ini (harga pasar malam/Black Market sudah murah dibanding harga resmi, terus ada yang pasang harga dibawah harga pasar malam?? *heran*).. Pasti kawan-kawan sudah mengantisipasi hal itu dengan menanyakan status barang tersebut original otentik, atau original made in vietnam (lagi), dan lagi-lagi jawaban pemili

Setelah Visa Schengen Ditolak, Ngapain??

Visa Schengen ditolak?? Jangan dibiarin dan dianggap hal biasa daripada nanti mau urus visa Schengen lewat negara lain malah lebih berabe dan ribet. Seperti pengalaman yang gw alamin sewaktu ngajuin visa Schengen melalui negara Swiss tahun 2016 lalu, waktu itu ditolak dengan alasan seperti pada foto gw posting ini.. Sekarang 2018 gw ajuin visa Schengen lagi lewat kedutaan Perancis, ternyata penolakan dari kedutaan Swiss seperti dosa turunan buat tolak lagi visa Schengen gw ini. Sebulan urus visa lewat kedutaan Perancis, padahal kedutaan ini digadang-gadang termasuk salah satu kedutaan paling mudah dan cepat untuk mengeluarkan visa Schengen maka jadi andalan para pengguna passport hijau Indonesia buat wisata ke Eropa. Nyaris visa gw ditolak kedua kalinya masuk negara Eropa melalui kedutaan Perancis, beruntungnya kedekatan personal dengan pemilik agen tour jadi masih mau terus diupayakan visa Schengen melalui kedutaaan Perancis gw supaya bisa nembus. Bikin visa Schengen sebena